Misi Kemanusiaan, Soekarno Kirim Pasukan Garuda ke Timur Tengah

Ilustrasi Presiden Soekarno. (Dok: Ist)

PRIBUMI.co.id, Historia  – Semenjak Perang Dunia I berakhir, Timur Tengah selalu bergolak sebagai akibat didirikannya negara Israel di Palestina.

Dikutip dari Buku 30 Tahun Indonesia Merdeka, pada 1956 silam, masalah Timur Tengah menjadi lebih hangat setelah Terusan Suez dinasionalisasi oleh Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser pada 26 Juli 1956.

Sebagai akibatnya, pertikaian menjadi meluas dan melibatkan negara-negara di luar kawasan tersebut yang berkepentingan dalam masalah Suez.

Pada Oktober 1957, Inggris, Perancis, dan Israel melancarkan aksi serangan gabungan terhadap Mesir.

Akibat serangan ketiga negara itu, beberapa kota di sepanjang Terusar Suez porak-poranda dibom dan wilayah Mesir di Sinai diduduki.

Situasi saat itu mengancam perdamaian dunia, sehingga Dewan Keamanan PBB turun tangan dan mendesak pihak-pihak yang bersengketa untuk berunding.

Baca Juga :  Wahidin Sudirohusodo Bangkitkan Perjuangan Kemerdekaan

Namun sayang, ternyata harapan PBB tidak terwujud, perundingan-perundingan yang digelar itu ternyata tidak berjalan lancar.

Hingga pada akhirnya, dalam Sidang Umum PBB, Menteri Luar Negeri Kanada Lester B Pearson mengusulkan agar dibentuk suatu pasukan PBB untuk memelihara perdamaian di Timur Tengah.

Usul itu membuahkan hasil, disetujui dalam sidang yang berlangsung pada 5 November 1956. Sekjen PBB akhirnya membentuk sebuah Komando PBB dengan nama United Nations Emergency Forces (UNEF).

Tidak tinggal diam, Indonesia pada 8 November 1956, lewat Presiden Soekarno menyatakan kesediaanya untuk turut serta menyumbangkan pasukan dalam UNEF.

Sebagai pelaksanaannya, pada 28 Desember 1956, dibentuklah sebuah pasukan yang berkekuatan satu detasemen atau sejumlah 550 orang, terdiri dari kesatuan-kesatuan Teritorium IV/Diponegoro dan Teritorium V/Brawijaya.

Baca Juga :  La Maddaremmeng, Sosok Raja Bone Hapus Perbudakan di Tanah Bugis

Sebagai Komandan Kontingen saat itu ditunjuk Kolonel Hartoyo, kemudian diganti oleh Letnan Kolonel Saudi.

Kontingen Indonesia untuk UNEF yang diberi nama Pasukan Garuda ini diberangkatkan ke Timur Tengah pada Januari 1957.

Diketahui, keterlibatan Indonesia dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB itu berdasarkan Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea IV, salah satu tujuan negara yakni menjaga ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Dilansir dari PBB dan Organisasi Internasional (2018), keterlibatan Indonesia sejak tahun 1957 telah diakui berbagai pihak.

Indonesia diberi kepercayaan oleh PBB untuk mengirim personel keamanan terbaiknya dalam menjalankan Misi Pemerliharaan Perdamaian.

Pasukan tentara, kepolisian, dan sipil Indonesia dikenal dengan nama Kontingen Garuda. (A Dg Marala)

Dapatkan Berita Terupdate dari Pribumi.co.id di: